Senin, 12 Maret 2012

dampak pembangunan dan industrialisasi


BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar belakang
Akar intelektual kebijakan industrialisasi yang dikendalikan negara dimulai pada abad ke-19. Antusiasme terhadap usulan–usulan untuk industrialisasi selanjutnya melanda Jepang dan dunia Barat, yang mendorong seorang ahli ekonomi mengatakan bahwa apa yang semula tidak lebih dari tujuan kebijakan telah berubah menjadi “ideologi independensi ekonomi”, yang menghendaki “peningkatan posisi negara serta titik berat pada industrialisasi sebagai wahana bagi integrasi nasional” (Claire, 1980;139). Indonesia, sebagai mata rantai negara berkembang, juga tidak luput terkena demam industrialisasi tersebut. Semenjak pembangunan ekonomi dimulai secara terencana sejak tahun 1969, sesungguhnya pendekatan yang digunakan Indonesia adalah strategi industrialisasi.
Makna praktis industrialisasi adalah memajukan tenaga produktif menjadi lebih modern, dapat diakses secara massal, dan tinggi kualitas. Tanpa kemajuan tenaga produktif, negeri ini tidak akan punya ketahanan ekonomi menghadapi gempuran neo-liberalisme. Tanpa ketahanan ekonomi, kedaulatan negeri ini - terutama kedaulatan rakyatnya - berhenti sebatas cita-cita.

B.     Ruang lingkup pembahasan
Ruang lingkup pembahasan makalah ini adalah berkaitan dengan masalah pembangunan dan industrialisasi

C.     Tujuan pembuatan makalah
Tujuan Pembuatan makalah ini adalah untuk membahas, memahami dan mengetahui dampak pembangunan dan industrisiliasi,kesenjangan sosial,krisis demokrasi,masalah primordialisme,tantangan  ideologi dan solidaritas sosial









BAB 2
PEMBAHASAN

DAMPAK PEMBANGUNAN DAN INDUSTRIALISASI
Dampak Pembangunan Industri                          
·       Dampak Positif
Industrialisasi merupakan suatu gejala yang tidak dapat dipisahkan dalam proses pembangunan karena merupakan mesin dalam peningkatkan pertumbuhan ekonomi. Industrialisasi merupakan proses peralihan dari satu bentuk masyarakat tertentu, menuju masyarakat industrial modern. Wield (1983:80) mengemukakan tiga jenis definisi untuk memahami industrialisasi antara lain:
1.      Residual, industri berarti semua hal yang bukan pertanian.
2.      Sektoral, yang mengatakan bahwa industri adalah energi, pertambangan, dan usaha manufaktur.
3.      Bersifat mikro dan makro, yaitu sebagai proses produksi, dan yang lebih luas lagi sebagai proses sosial industrialisasi

Proses industrialisasi bisa dipahami melalui konsep pembangunan, karena arti pembangunan dan industrialisasi seringkali dianggap sama. Konsep pembangunan bersifat dinamik, karena konsep itu bisa berubah menurut lingkupnya. Apabila pembangunan itu dihubungkan pada setiap usaha pembangunan dunia, maka pembangunan akan merupakan usaha pembangunan dunia. Industrialisasi sebagai proses dan pembangunan industri berada pada satu jalur kegiatan, yaitu pada hakekatnya berfungsi meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan rakyat. Industrialisasi tidaklah terlepas dari upaya peningkatan mutu sumber daya manusia, dan pemanfaatan sumber daya alam.
Secara umum kaitan antara pembangunan dengan industrialisasi dijelaskan oleh Garna (1997:17-18), yakni:
1.         Bahan untuk proses industrialisasi dan pembangunan industri merupakan satu jalur kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
2.         Pembangunan industri merupakan upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia dan kemampuan memanfaatkan sumber daya alam.
3.         Pembangunan industri akan memacu dan menyangkut pembangunan sektor lainnya, yang dapat memperluas lapangan kerja yang diharapkan akan meningkatkan pendapatan dan daya beli masyarakat.
4.         Dalam pembangunan industri akan terjadi ketimpangan yang merugikan, yang bersifat ekonomi ataupun non ekonomi.
Pembangunan itu senantiasa harus melalui lima tahapan yang berkaitan satu sama lainnya yakni;
1.      Masyarakat tradisional.
2.      Prakondisi lepas landas.
3.      Lepas landas.
4.      Bergerak ke kedewasaan.
5.      Zaman konsumsi masal yang tinggi.

Prasyarat untuk bisa menuju perkembangan ekonomi adalah tahapan kedua, yang ciri-ciri masyarakat tradisional sudah mulai berganti. Dalam tahap kedua produktivitas pertanian meningkat pesat, munculnya mentalitas baru dan juga kelas sosial baru – wiraswasta (Hagen, 1966). Tahap ketiga adalah tahap yang kritis atau penting sekali guna pembangunan lebih lanjut. Di sinilah munculnya industrialisasi, di mana beberapa sektor tertentu akan berperan dalam menumbuhkan perekonomian. Tumin (dalam Lavner, 1989:430-431) melukiskan jenis-jenis perubahan sistem stratifikasi sosial ketika masyarakat menuju industrialisasi antara lain:
1.      Pembagian kerja semakin rumit sejalan dengan meningkatnya spesialisasi;
2.      Status cenderung berdasarkan atas prestasi sebagai pengganti status berdasarkan atas asal usul (ascription);
3.      Alat yang memadai untuk mengukur pelaksanaan pekerjaan orang yang terlibat dalam produksi menjadi perhatian umum;
4.      Pekerjaan bergeser dari kegiatan yang memberikan kepuasan hakiki, keperanan sebagai alat untuk meningkatkan kesejahteraan artinya, mendapat ganjaran itu sendiri;
5.      Ganjaran yang tersedia untuk didistribusikan meningkat;
6.      Ganjaran didistribusikan atas dasar yang agak lebih kecil;
7.      Terjadi pergeseran dalam peluang hidup di berbagai status sosial;
8.      Terjadinya pergeseran dalam distribusi gengsi sosial meskipun keuntungan masyarakat modern dibanding masyarakat tradisional dan;

Pergeseran dan masalah serupa terdapat juga dalam distribusi kekuasaan.
Huntington (1986:37),menjelaskan mengenai perubahan  masyarakat tradisional ke masyarakat industri.

Ciri masyarakat tradisional antara lain:
1.        Tidak menjaga waktu
2.        Orientasi pada masa lalu
3.        Status terikat pada tempat asal
4.        Fanatik
5.        Tertutup
6.        Orientasi status otomatis (ascriptive)
7.        Loyalitas primordial seperti agama, golongan, suku, keluarga, organisasi keluarga atau ikatan bersifat pribadi
8.         Bergantung pada nasib
9.        Hubungan dengan alam penyesuaian
10.     Kebudayaan ekspresif

Ciri masyarakat modern antara lain
1.       Menjaga waktu
2.       Orientasi pada masa depan
3.       Dinamik, mobilitas
4.       Toleran
5.       Terbuka
6.       Orientasi status berdasarkan prestasi (achievement)
7.       Loyalitas pelingkup (negara, kedinasan dan profesi)
8.       Organisasi non pribadi (ikatan kepentingan, atau berorientasi tujuan),
9.       Organisasi besar atau efisiensi
10.    Hubungan non pribadi atas dasar masalah (lugas)
11.    Persoalan ditimbulkan manusia dapat diatasi oleh manusia
12.    Hubungan dengan alam menguasai atau setidak-tidaknya mengatur

Kebudayaan progresif Secara rinci disebutkan bahwa ciri-ciri orang modern menurut Inkeles (1973:342) antara lain:
1.      Terbuka pada pengalaman baru;
2.      Peningkatan kemandirian dan otoritas figur tradisional.
3.      Kepercayaan terhadap kualitas ilmu pengetahuan dan pengobatan.
4.      Memiliki ambisi untuk dirinya sendiri maupun anak-anaknya untuk mencapai pekerjaan dan pendidikan yang tinggi.
5.      Menyukai kecepatan waktu dan perencanaan dan hati-hati.
6.      Menunjukkan minat yang kuat dalam kegiatan komunitas dan politik lokal, serta berperan aktif.
7.      Selalu mengikuti berita-berita hangat.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIzTgMose2oBCsy536-QVQTZW76a801RYQTCn6zKWqv_haFpi1FGVJ4hOr7DwWcKs1-TnATS6tkeD8wt2MLp9g3Zy-1WuBkD83-WDFpYo4oRTS1pO5_ELXAEPcZ2zuK_qcVVcc02iFfXA/s320/RevolusiIndustri-1.jpg



UNSUR-UNSUR INDUSTRIALISASI
a)      Masyarakat yang melakukan proses produksi dengan menggunakan mesin
b)      Berskala besar
c)      Pembagian kerja teknis yang relatif kompleks dan
d)      Menggunakan tenaga kerja yang keterampilannya bermacam-macam.

Industrialisasi pada suatu masyarakat berarti pergantian teknik produksi dari cara yang masih tradisional ke cara modern, yang terkandung dalam revolusi industri. Dalam hal ini terjadi proses transformasi, yaitu suatu perubahan masyarakat dalam segala segi kehidupannya (Dharmawan).
Secara umum dampak positif dari adanya pembangunan industri adalah:
1.   Meningkatkan devisa Negara
2.   Menyerap tenaga kerja
3.   Meningkatkan pendapatan masyarakat
4.   Terbukanya usaha-usaha di sector informal


Dampak negatif
Namun selain memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi, industrialisasi mempunyai dampak negatif baik terhadap manusia maupun lingkungannya. Dampak negatifnya antara lain:
1.      Berkurangnya lahan pertanian
2.      Pencemaran lingkungan
3.      Terjadinya arus urbanisasi yang terlalu besar
4.      Terjadinya perubahan prilaku masyrakat
5.       Berkurangnya ketergantungan dari produk luar negeri.

Industrialisasi adalah suatu proses perubahan sosial ekonomi yang merubah sistem pencaharian masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Industrialisasi juga bisa diartikan sebagai suatu keadaan dimana masyarakat berfokus pada ekonomi yang meliputi pekerjaan yang semakin beragam (spesialisasi), gaji, dan penghasilan yang semakin tinggi. Industrialisasi adalah bagian dari proses modernisasi dimana perubahan sosial dan perkembangan ekonomi erat hubungannya dengan inovasi teknologi.
Dalam Industrialisasi ada perubahan filosofi manusia dimana manusia merubah pandangan lingkungan sosialnya menjadi lebih kepada rasionalitas (tindakan didasarkan atas pertimbangan, efisiensi, dan perhitungan, tidak lagi mengacu kepada moral, emosi, kebiasaan atau tradisi). Menurut para peniliti ada faktor yang menjadi acuan modernisasi industri dan pengembangan perusahaan. Mulai dari lingkungan politik dan hukum yang menguntungkan untuk dunia industri dan perdagangan, bisa juga dengan sumber daya alam yang beragam dan melimpah, dan juga sumber daya manusia yang cenderung rendah biaya, memiliki kemampuan dan bisa beradaptasi dengan pekerjaannya.

Industrialisasi di Indonesia

Industrialisasi di Indonesia semakin menurun semenjak krisis ekonomi tahun 1998. Kemunduran ini bukanlah berarti Indonesia tidak memiliki modal untuk melakukan investasi pada industri dalam negeri, tetapi lebih kepada penyerapan barang hasil produksi industri dalam negeri. Membuka pasar dalam negeri adalah kunci penting bagi industri Indonesia untuk bisa bangkit lagi karena saat ini pasar Indonesia dikuasai oleh produk produk asing.

Faktor-faktor pembangkit Industri Indonesia

Adapun faktor-faktor pembangkit industri di Indonesia, antara lain.
1.      Struktur organisasi
Dilakukan inovasi dalam jaringan institusi pemerintah dan swasta yang melakukan impor. Sebagai pihak yang membawa ,mengubah ,mengembangkan dan menyebarluaskan teknologi.
2.      Ideologi
Perlu sikap dalam menentukan pilihan untuk mengembangkan suatu teknologi apakah menganut tecno-nasionalism,techno-globalism, atau techno-hybrids.
3.   Kepemimpinan
Pemimpin dan elit politik Indonesia harus tegas dan cermat dalam mengambil keputusan. Hal ini dimaksudkan untuk mengembalikan kepercayaan pasar dalam negeri maupun luar negeri.

 

Faktor penghambat Industri Indonesia

Faktor-faktor yang menjadi penghambat industri di Indonesia meliputi :

1.      Keterbatasan teknologi
Kurangnya perluasan dan penelitian dalam bidang teknologi menghambat efektifitas dan kemampuan produksi.
  1. Kualitas sumber daya manusia
Terbatasnya tenaga profesional di Indonesia menjadi penghambat untuk mendapatkan dan mengoperasikan alat alat dengan teknologi terbaru.
  1. Keterbatasan dana pemerintah
Terbatasnya dana pengembangan teknologi oleh pemerintah untuk mengembangkan infrastruktur dalam bidang riset dan teknologi

Dampak Industrialisasi di Indonesia

Teknologi memungkinkan negara tropis seperti Indonesia untuk memanfaatkan kekayaan hutan untuk meningkatkan devisa negara dan pembangunan infrastruktur. Hilangnya hutan di Indonesia berarti hilang juga tanaman - tanaman yang memiliki khasiat sebagai obat dan juga fauna langka yang hidup di ekosistem hutan tersebut.
Dibalik kesuksesan Indonesia dalam pembangunan sebenarnya ada kemerosotan dalam cadangan sumber daya alam dan peningkatan pencemaran lingkungan. Pada kota kota yang sedang berkembang seperti Gresik, Medan, Jakarta, Surabaya, Bandung, Lhoksumawe, bahkan hampir seluruh kota kota di pulau Jawa sudah mengalami peningkatan suhu udara, Walaupun daerah tersebut tidak pesat perkembangan industrinya.
Pencemaran dapat diklasifikasikan dalam bermacam-macam bentuk menurut pola pengelompokannya. mengelompokkan pecemaran atas dasar.
1.   Bahan pencemar yang menghasilkan bentuk pencemaran biologis, kimiawi, fisik, dan budaya.
2.   Pengelompokan menurut medium lingkungan menghasilkan bentuk pencemaran udara, air, tanah, makanan, dan sosial.
3.   Pengelompokan menurut sifat sumber menghasilkan pencemaran dalam bentuk primer dan sekunder.
a.      Kesenjangan sosial
Kesenjangan Sosial Adanya kesenjangan sosial yang semakin hari semakin memprihatinkan membuat banyak orang makin amburadul,khususnya di lingkungan perkotaan. Orang-orang desa yang merantau dikotapun ikut terkena dampak dari hal ini,memang benar kalau dikatakan bahwa “ Yang kaya makin kaya,yang miskin makin miskin”. Adanya ketidak pedulian terhadap sesama ini dikarenakan adanya kesenjangna yang terlalu mencolok antara yang “kaya” dan yang “miskin”. Banyak orang kaya yang memandang rendah kepada golongan bawah,apalagi jika ia miskin dan juga kotor,jangankan menolong,sekedar melihatpun mereka enggan. Disaat banyak anak-anak jalanan yang tak punya tempat tinggal dan tidur dijalanan, namun masih banyak orang yang berleha-leha tidur di hotel berbintang ,banyak orang diluar sana yang kelaparan dan tidak bisa memberi makan untuk anak-anaknya tapi lebih bnyak pula orang kaya sedang asyik menyantap berbagai makanan enak yang harganya selangit. Disaat banyak orang-orang miskin kedinginan karena pakaian yang tidak layak mereka pakai,namun banyak orang kaya yang berlebihan membeli pakaian bahkan tak jarang yang memesan baju dari para designer seharga 250.000 juta,dengan harga sebnyak itu seharusnya sudah dapat memberi makan orang-orang miskin yang kelaparan. Pemerintah harusnya lebih memperhatikan masalah yang seperti ini,pembukaan UUD 45 bahkan telah memberi amanat kepada pemerintah untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan bangsa,harusnya orang-orang yang berada di pemerintahan lebih serius untuk memikirkan kepentingan bangsa yang memang sudah menjadi tanggung jawab mereka,tapi dari kasus-kasus yang sekarang ini tentang para anggota pemerintahan yang melakukan korupsi dapat menunjukan bahwa tidak sedkit dari mereka masih memikirkan kepentingannya masing-masing,uang dan biaya yang seharusnya untuk kemakmuran masyarakat dimakan oleh mereka sendiri.Kalaupun pada akhirnya mereka mendapatkan hukuman itu bukanlah “hukuman” yang sebenarnya,banyak dari mereka masih tetap hidup mewah walaupun mereka dalam kurungan penjara yang seharusny memebuat mereka jera.Islam mengajarkan agar masing-masing dari kita memiliki kepekaan sosial. Agar mau memanfaatkan rezeki dari pendapatan,kekayaan,kepintaran dan kemampuannya untuk kepentingan bersama. Bahkan kita sebagai manusia juga diharuskan untuk saling tolong menolong kepeda sesamanaya. Namun dalam kenyataanya,semua itu hanyalah mimpi semu dan kenyataan yang tak pernah menjadi nyata…..Karena sampai sekarang disekitar kita masih banyak anak-anak terlantar,pengemis,dan kelaparan yang merajalela. Masih segudang orang miskin yang mengaharapkan bantuan dari tangan orang yang berhati dermawan,bukan hanya bantuan materil semata tapi juga keadilan,kemakmura,perlakuan baik dan segudang hak-hak mereka sebagai manusia dan warga Negara Indonesia yang pantas mereka dapatkan seperti layaknya orang lain,bukan hanya memandang sebelah mata kepada mereka.
Kesenjangan sosial dipengaruhi beberapa faktor yaitu :
a.       kemiskinan
Menurut Robert Chambers bahwa inti kemiskinan terletak pada kondisi  yang disebut deprivation trap atau perangkap kemiskinan. Perangkap itu terdiri dari:
1.   Kemiskinan itu sendiri
2.   Kelemahan fisik
3.   Keterasingan atau kadar isolas
4.   Kerentaan
5.   Ketidakberdayaan.
Ciri-ciri kebudayaan kemiskinan atau pemikiran kemiskinan:
1.   Fatalism
2.   rendahnya tingkat aspirasi
3.   rendahnya kemauan mengejar sasaran
4.   kurang melihat kemajuan pribadi
5.   perasaan ketidak berdayaan/ketidakmampuan
6.   Perasaan untuk selalu gagal
7.   Perasaan menilai diri sendiri negative
8.   Pilihan sebagai posisi pekerja kasar, dan
9.   Tingkat kompromis yang menyedihkan.

                        Kemiskinan merupakan penyebab utama dari terjadinya kesenjangan sosial yang banyak di dalam masyarakat.
b.     Sempitnya lapangan pekerjaan
Sempitnya lapangan pekerjaan menjadi foktor kesenjangan karena dengan lapangan pekerjaan yang sempit sehingga banyak pengangguran serta berdampak pada perekonomian yang rendah.Pemecahan dan Solusi Kesenjangan Sosial Di Indonesia. Meminimalis (KKN) dan memberantas korupsi dalam upaya meningkatan kesejahter masyarakat. Pemerintah telah membentuk suatu lembaga yang bertugas memberantas (KKN) di Indonesia. Indonesia telah mulai berbenah diri namun dalam beberapa kasus soal korupsi KPK dinilai masih tebang pilih dalam menindak masalah korupsi. Misalnya kasus tentang bank century belum menemukan titik terang dan seolah-olah mengakiri kasus itu. Pemerintah harus selalu berbenah diri karena dengan meminimaliskan (KKN) yang terjadi mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan dana yang ada.Meningkatkan system keadilan di Indonesia serta melakukan pengawasan yang ketat terhadap mafia hukum. Masih banyak mafia hukum merajarela di Indonesia itu yang semakin membuat kesenjangan sosial di Indonesia makin mencolok.

b.     Krisis Demokrasi
Pengertian Demokratisasi
Demokratisasi adalah suatu perubahan baik itu perlahan maupaun secara cepat kearah demokrasi. Demokratisasi ini menjadi tuntutan global yang tidak bisa dihentikan. Jika demokratisasi tidak dilakukan, maka bayaran yang harus diterima adalah balkanisasi, perang saudara yang menumpahkan darah, dan kemunduran ekonomi dengan sangat parah (BJ Habibie 2005).

Demokratisai disuatu system pemerintahan memerlukan proses yang tidaklah mudah. Pada saat perubahan terjadi, selalu ada orang yang tidak ingin melakukan perubahan terus menerus, atau ada manusia yang tidak mampu menyesuaikan diri.Dalam kontes demokratisasi, peran individu yang mampu menerima perubahan itu sangat penting. Untuk itulah, individu harus punya tanggung jawab. Apalagi globalisasi yang terus mendorong perubahan yagn tidak bisa ditahan oleh Negara manapun.
Demokratisasi biasanya terjadi ketika ekspektasi terhadap demokrasi muncul dari dalam Negara sendiri, karna warga negaranya melihat system politik yang lebih baik, seperti yang berjalan dinegara demokrasi lain yang telah mapan, akan bisa juga dicapai oleh Negara tersebut. Dengan kata lain, pengaruh internasional dating sebagai sebuah inpirasi yang kuat bagi warga Negara didalam Negara itu.

c.      Masalah Primordialisme
Primordialisme adalah sebuah pandangan atau paham yang memegang teguh hal-hal yang dibawa sejak kecil, baik mengenai tradisi, adat-istiadat, kepercayaan, maupun segala sesuatu yang ada di dalam lingkungan pertamanya.

Etimologi

Primordialisme berasal dari kata bahasa Latin primus yang artinya pertama dan ordiri yang artinya tenunan atau ikatan.Ikatan seseorang pada kelompok yang pertama dengan segala nilai yang diperolehnya melalui sosialisasi akan berperan dalam membentuk sikap primordial. Di satu sisi, sikap primordial memiliki fungsi untuk melestarikan budaya kelompoknya. Namun, di sisi lain sikap ini dapat membuat individu atau kelompok memiliki sikap etnosentrisme, yaitu suatu sikap yang cenderung bersifat subyektif dalam memandang budaya orang lain. Mereka akan selalu memandang budaya orang lain dari kacamata budayanya. Hal ini terjadi karena nilai-nilai yang telah tersosialisasi sejak kecil sudah menjadi nilai yang mendarah daging (internalized value) dan sangatlah susah untuk berubah dan cenderung dipertahankan bila nilai itu sangat menguntungkan bagi dirinya. Terdapat 2 jenis etnosentris yaitu:
1. etnosentris infleksibel yakni suatu sikap yang cenderung bersifat subyektif dalam memandang budaya atau tingkah laku orang lain,
2. Etnosentris fleksibel yakni suatu sikap yang cenderung menilai tingkah laku orang lain tidak hanya berdasarkan sudut pandang budaya sendiri tetapi juga sudut pandang budaya lain. Tidak selamanya primordial merupakan tindakan salah. Akan tetapi bisa disaja dinilai sebagai sesuatu yang mesti dipertahankan. Dalam sudut pandang ajaran (ritual) misalnya. Perilaku primordialisne merupakan unsur terpenting, saat memberlakukan ajaran intinya.
Primordialisme
Salah satu konsekuensi dari kenyataan adanya kemajemukan masyarakat atau diferensiasi sosial adalah terjadinya primordialisme, yaitu pandangan atau paham yang menunjukkan sikap berpegang teguh pada hal-hal yang sejak semula melekat pada diri individu, seperti suku bangsa, ras, dan agama. Primordialisme sebagai identitas sebuah golongan atau kelompok sosial merupakan faktor penting dalam memperkuat ikatan golongan atau kelompok yang bersangkutan dalam menghadapi ancaman dari luar. Namun, seiring dengan itu, primordialisme juga dapat membangkitkan prasangka dan permusuhan terhadap golongan atau kelompok sosial lain.Primordialisme dapat terjadi karena faktor-faktor berikut :
a.      Adanya sesuatu yang dianggap istimewa oleh individu dalam suatu kelompok atau perkumpulan sosial
b.     Adanya suatu sikap untuk mempertahankan keutuhan suatu kelompok atau kesatuan sosial dari ancaman luar
c.      Adanya nilai-nilai yang berkaitan dengan sistem keyakinan, seperti nilai keagamaan dan pandangan hidup.
Primordialisme muncul dalam diri setiap orang. Karena sangat manusiawi sekali dan tidak akan terlepas dari rasa tersebut. Primordialisme yang tinggi biasanya muncul kepada seseorang yang tengah melakukan suatu perantauan ke kota besar. Contohnya, seseorang merantau dari Sumatra ke Jakarta. Seseorang tersebut pastinya akan tetap memiliki rasa cinta terhadap daerahnya meskipun sudah berada di Jakarta. Salah satu faktornya adalah adanya semangat seperti ini, meskipun jauh-jauh dari desa, tetapi bisa menaklukkan ibu kota. Apalagi jika seseorang yang tengah merantau tersebut sukses dan berhasil di ibu kota. Primordialisme pun semakin tertanam dalam diri. Seakan menampik pribahasa kacang lupa akan kulitnya. Pastinya mereka tidak melupakan daerah kelahirannya. Bahkan akan semakin bangga dan ingin menunjukkan bahwa putra daerah pun bisa maju dan berhasil.
Ragam cara orang mengejawantahkan sikap dari primordialisme itu sendiri. Contoh nyata seperti halnya di kalangan mahasiswa. Apalagi jika berada di kampus yang terdiri dari banyak mahasiswa dari berbagai daerah. Bisa kita bayangkan pula jika semangat fanatik dalam primordialisme muncul dalam pemilihan presiden. Misalnya, presiden terpilih adalah berasal dari Kalimantan. Maka orang non-Kalimantan tidak akan menerima presiden tersebut, karena bukan berasal dari daerahnya. Bahkan tidak menutup kemungkinan menekan habis-habisan terhadap kinerja presiden dan bersikap radikal. Selalu menganggap salah dan salah, tidak ada benarnya dalam roda pemerintahan. Semua itu dilatarbelakangi karena tadi. Presiden tersebut bukan berasal dari daerahnya.Primordialisme fanatik mengajak orang untuk bagaimana caranya agar daerahnya tetap eksis. Sebuah doktrin untuk mau tidak mau daerahnya yang mesti muncul dan terdepan. Ego yang memang sangat tidak baik bagi membina suatu persatuan bernegara. Bagaimana negara bisa sukses di mata dunia (eksternal), di internalnya pun belum sukses. Sibuk sikut sana, sikut sini. Padahal jika setiap daerah/suku adalah keluarga.


d.   Tantangan Ideologi
Nama ideologi berasal dari kata ideas dan logos. Idea berarti gagasan,konsep,sedangkan logos berarti ilmu. Pengertian ideologi secara umum adalahsekumpulan ide, gagasan, keyakinan, kepercayaan yang menyeluruh dansistematis dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan keagamaan.Ciri-ciri ideologi adalah sebagai berikut :1. Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dankenegaraan.2. Oleh karena itu, mewujudkan suatu asas kerohanian, pandanagn dunia,pandangan hidup, pedoman hidup, pegangan hidup yang dipelihara diamalkandilestarikan kepada generasi berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankandengan kesediaan berkorban.Fungsi ideologi menurut beberapa pakar di bidangnya :
1.      Sebagai sarana untuk memformulasikan dan mengisi kehidupan manusiasecara individual.
(Cahyono, 1986)
2.      Sebagai jembatan pergeseran kendali kekuasaan dari generasi tua (foundingfathers) dengan generasi muda.
(Setiardja, 2001)
3       Sebagai kekuatan yang mampu member semangat dan motivasi individu,masyarakat, dan bangsa untuk menjalani kehidupan dalam mencapai tujuan.
(Hidayat, 2001)

e.   Solodaritas Sosial
Solidaritas adalah integrasi, dan tingkat dan jenis integrasi, yang ditunjukkan oleh masyarakat atau kelompok dengan orang dan tetangga mereka.Hal ini mengacu pada hubungan dalam masyarakat yang mengikat orang kepada sesamanya. Istilah ini umumnya digunakan dalam sosiologi dan yang lain ilmu-ilmu sosial
Menurut Émile Durkheim , jenis-jenis solidaritas sosial berkorelasi dengan jenis masyarakat. Durkheim memperkenalkan istilah "mekanik" dan "solidaritas organik" sebagai bagian dari teorinya tentang perkembangan masyarakat di Divisi Perburuhan dalam Masyarakat (1893). Dalam masyarakat menunjukkan solidaritas mekanik, kohesi dan integrasi berasal dari homogenitas orang-orang merasa terhubung melalui kerja sama, pelatihan pendidikan dan agama, dan gaya hidup. Mesin solidaritas biasanya beroperasi dalam masyarakat skala "tradisional" dan kecil. Dalam masyarakat sederhana (misalnya, suku ), solidaritas biasanya didasarkan pada kekerabatan ikatan jaringan keluarga. Organik solidaritas berasal dari saling ketergantungan yang timbul dari spesialisasi kerja dan saling melengkapi antara orang-perkembangan yang terjadi pada "modern" dan "industri" masyarakat. Definisi: adalah kohesi sosial berdasarkan individu telah ketergantungan satu sama lain dalam masyarakat yang lebih maju. Meskipun individu melakukan tugas yang berbeda dan sering memiliki nilai yang berbeda dan bunga, ketertiban dan solidaritas masyarakat sangat tergantung pada ketergantungan mereka pada satu sama lain untuk melakukan tugas tertentu mereka. Organik di sini adalah mengacu pada saling ketergantungan dari bagian komponen. Jadi, solidaritas sosial dipertahankan dalam masyarakat yang lebih kompleks melalui saling ketergantungan bagian komponennya (misalnya, petani memproduksi makanan untuk memberi makan para pekerja pabrik yang memproduksi traktor yang memungkinkan petani untuk memproduksi makanan).



















BAB III
PENUTUP
A.     Kesimpulan
Industrialisasi merupakan suatu gejala yang tidak dapat dipisahkan dalam proses pembangunan karena merupakan mesin dalam peningkatkan pertumbuhan ekonomi. Industrialisasi merupakan proses peralihan dari satu bentuk masyarakat tertentu, menuju masyarakat industrial modern.
Industrialisasi pada suatu masyarakat berarti pergantian teknik produksi dari cara yang masih tradisional ke cara modern, yang terkandung dalam revolusi industri. Dalam hal ini terjadi proses transformasi, yaitu suatu perubahan masyarakat dalam segala segi kehidupannya (Dharmawan).
Kesenjangan Sosial Adanya kesenjangan sosial yang semakin hari semakin memprihatinkan membuat banyak orang makin amburadul,khususnya di lingkungan perkotaan. Orang-orang desa yang merantau dikotapun ikut terkena dampak dari hal ini,memang benar kalau dikatakan bahwa “ Yang kaya makin kaya,yang miskin makin miskin”.
Demokratisasi adalah suatu perubahan baik itu perlahan maupaun secara cepat kearah demokrasi. Demokratisasi ini menjadi tuntutan global yang tidak bisa dihentikan. Jika demokratisasi tidak dilakukan, maka bayaran yang harus diterima adalah balkanisasi, perang saudara yang menumpahkan darah, dan kemunduran ekonomi dengan sangat parah (BJ Habibie 2005).
Primordialisme adalah sebuah pandangan atau paham yang memegang teguh hal-hal yang dibawa sejak kecil, baik mengenai tradisi, adat-istiadat, kepercayaan, maupun segala sesuatu yang ada di dalam lingkungan pertamanya.
Nama ideologi berasal dari kata ideas dan logos. Idea berarti gagasan,konsep,sedangkan logos berarti ilmu. Pengertian ideologi secara umum adalahsekumpulan ide, gagasan, keyakinan, kepercayaan yang menyeluruh dansistematis dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan keagamaan.Ciri-ciri ideologi adalah sebagai berikut
Solidaritas adalah integrasi, dan tingkat dan jenis integrasi, yang ditunjukkan oleh masyarakat atau kelompok dengan orang dan tetangga mereka.Hal ini mengacu pada hubungan dalam masyarakat yang mengikat orang kepada sesamanya. Istilah ini umumnya digunakan dalam sosiologi dan yang lain ilmu-ilmu sosial


B.     Daftar Pustaka
link-geo.blogspot.com/2009/08/dampak-pembangunan-industri.html